Usaha menangkap ikan dilaut merupakan usaha yang telah dilakukan oleh
masyarakat pesisir Indonesia sejak zaman dahulu. Tidak dapat dipungkiri
kekayaan alam yang bersumber dari laut cukup banyak dimiliki oleh Indonesia
karena Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki jumlah pulau yang
cukup banyak dibandingkan dengan negara lainnya didunia dimana jumlah pulau di
Indonesia yang terdaftar dan berkoordinat sekarang berjumlah 13.466 pulau.
Namun pada saat
ini penangkapan ikan perlu dikurangi untuk menghindari overfishing yang dapat mengakibatkan jumlah ikan di laut menjadi
berkurang. Salah satu solusinya adalah dengan melakukan usaha perikanan budiaya
yang dapat meningkatkan produksi ikan tanpa memberikan dampak yang buruk bagi
lingkungan.
Bapak Hendri
seorang pembudidaya ikan kerapu dari Pulau Pongok, Desa Celagen, Kecamatan
Pongok, Kab. Bangka Selatan telah menjalankan usaha penangkapan ikan lebih dari
dua puluh tahun yang lalu dan pada tahun 2010 Bapak Hendri memutuskan untuk meningggalkan
usaha penangkapan ikan dengan menggantinya menjadi usaha Pembudidayaan ikan. Jarak
tempuh Pulau Pongok Desa Celagen dari Tempat Pelelangan Ikan Sadai sekitar 3 –
4 jam perjalanan, walaupun lokasi cukup jauh dari Sadai lokasi ini memiliki
potensi yang cukup besar untuk usaha budidaya ikan.
Berdasarkan
keterangan dari Bapak Hendri penangkapan ikan masih banyak dilakukan oleh
nelayan diderah pulau Pongok, dan hal tersebut menjadi bahan pemikiran Bapak
Hendri untuk mengalihkan usahanya menjadi budidaya ikan. Hal tersebut dipacu
dengan prediksi kedepan bahwa penangkapan
ikan akan mengalami penurunan produksi seiring dengan banyaknya nelayan baru
yang menjalankan usaha penangkapan ikan.
Selain
penangkapan ikan terdapat usaha lainnya yang dilakukan oleh Ibu rumah tangga
pada daerah tersebut yaitu usaha pengasinan ikan, Bapak Hendri merupakan
satu-satunya warga yang menjalankan usaha budidaya ikan dengan dbantu oleh
anggota keluarganya tanpa melakukan usaha berkelompok.
Pada tahun 2010
Bapak Hendri memulai usaha budidaya ikan kerapu yang saat ini telah mengelola
keramba Jaring apung sebanyak 80 unit dengan masing-masing unit berukuran
sebesar 3 x 3 meter. Awal usaha budidaya ikan kerapu yang dijalankan Bapak
Hendri tidak terlepas dari dukungan Dinas Bangka, karena pada awal usaha
tersebut Bapak Hendri mendapatkan modal awal dari Dinas berupa KJA dan bibit
ikan kerapu.
Pada Setiap KJA
Bapak Hendri menebar benih sebanyak 500 ekor benih ikan kerapu. Adapun jenis
Ikan kerapu yang dibudidayakan oleh Bapak Hendri adalah kerapu macan dan kerapu
sunu. Benih Ikan kerapu yang digunakan Bapak Hendri didapatkan dari daerah
Belitung dengan ukuran 10 cm dan harga perekor benih sebesar Rp. 1.200. Adapun
kebutuhan benih sebanyak 3.000 – 5.000
ekor perbulan.
Pada proses
pemeliharaan ikan kerapu pakan yang digunakan adalah pelet dan ikan rucah. Ikan
rucah digunakan untuk mengurangi biaya produksi yang cukup banyak pada komponen
pakan. Di Pulau Pongok tersebut jumlah ikan rucah cukup banyak dikarenakan masyarakat
sekitar sebagian besar masih melakukan usaha penangkapan ikan.
Pembudayaan ikan
kerapu dilakukan selama 8 bulan, setiap
kali panen Bapak Hendri dapat memanen ikan kerapu sebanyak 500 kg per KJA. Hasil
tersebut sangatlah banyak dan dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah yang cukup
banyak pula. Harga ikan kerapu perkilo yang dijual bapak Hendrik sebesar Rp.
100.000,- untuk kerapu macan dan Rp. 190.000,- untuk kerapu Sunu.
Keuntungan yang
diperoleh dapat mencapai ratusan juta setelah dipotong biaya produksi. Untuk
perhitungan keuntungan usaha tersebut masih menjadi kelemahan dari usaha yang
dijalankan Bapak Hendri, karena Bapak Hendri belum menerapkan pembukuan usaha
yang diakuinya bahwa dia kekurangan tenaga untuk menangani pembukuan tersebut.
Indikator
kesuksesan Bapak Hendri dapat terlihat dari banyaknya aset rumah yang dimiliki
setelah menjalankan usaha Budidaya ikan kerapu, selain itu Bapak Hendri dapat
menghidupi seluruh anggota keluarganya dengan sangat layak.
Kesuksesan usaha
yang dilakukan Bapak Hendri harus terus dipertahankan, tentunya dengan berbagai
pelatihan dan penyuluhan dari instansi terkait yang saat ini sangat di butuhkan
Bapak Hendri, Penyuluhan yang diperlukan adalah mengenai penanganan penyakit
ikan, manajemen keuangan dan perlunya penyuluhan untuk membentuk kelompok
pembudiaya ikan supaya usaha Bapak Hendri dapat berkembang dan akan menularkan
kepada masyarakat llainnya untuk memulai usaha budidaya ikan. (Syati Saptaria)
No comments:
Post a Comment