Tuesday, December 31, 2013

KARBON BIRU DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SUMBER DAYA ALAM



            Dalam meningkatkan kualitas lingkungan yang baik bagi kehidupan makhluk hidup diperlukan Karbon biru yang mempunyai peranan sebagai stabilisasi ekosistem. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya peranan Karbon Biru Badan Penelitian dan Pengembangan KP menyelenggarakan Workshop on Blue Carbon 2013 dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 10 Desember  2013 di Hotel Borobudur , Jakarta Pusat.
            Pada acara tersebut diundang beberapa narumber yang dapat memberikan gambaran terkini mengenai kondisi, jumlah Karbon biru pada saat ini dan juga perubahannya. Ibu Sri Tantri perwakilan dari Kementerian Lingkungan Hidup menyampaikan bahwa perubahan iklim di Indonesia menunjukkan perubahan yang cukup besar terutama daerah pulau Jawa. Perubahan yang paling ekstrim terjadi di daerah Jakarta yang berdampak terhadap tingkat temperatur daerah setempat. Berdasarkan data dari instansi terkait perubahan tersebut disebabkan karena berkurangnya lahan hijau yang membantu dalam mempertahankan ekosistem suatu wilayah. Untuk menangani hal tersebut Kementerian Lingkungan Hidup terus mengupayakan dalam mencegah terjadinya perubahan iklim dengan cara bekerjasama dengan pihak terkait untuk pengumpulan informasi dan data yang diperlukan dalam pencegahan perubahan iklim. Selain itu peranan masyarakat terus ditingkatkan dalam mencintai lingkungan hidup diwilayahnya masing-masing melalui pemberian penghargaan bagi masyarakat yang mempunyai kontribusi yang baik dalam memelihara lingkungan.
            Mr. Beane Kaufmann perwakilan dari Oragon State University – USA menyampaikan peranan hutan mangrove sebagai sumber penyeimbang ekosistem yang mempunyai banyak fungsi bagi penyelamat habitat lingkungan. Mangrove mempunyai peranan sebagai penyimpan karbon yang sangat berguna bagi stabilisasi lingkungan. Selain itu Mr. Beane mengungkapkan bahwa fungsi lain dari mangrove adalah untuk mengurangi efek bencana alam seperti gempa, tsunami, membantu meningkatkan produksi ikan alami dan dapat dijadikan sebagai sarana ekowisata yang menarik.
            Pada acara tersebut Bapak Zainal Arifin dari LIPI memaparkan mengenai data base ilmiah melalui jaringan dalam mendukung Blue Carbon  di Indonesia. Sistem database yang telah dibangun,  dipergunakan untuk menunjang program Blue Carbon, tetapi dalam proses pengumpulan data masih terdapat beberapa kendala, salah satunya adalah data yang diperoleh masih belum akurat dikarena penginputan data pada setiap daerah belum dilakukan secara maksimal.
            Hadir pula narasumber dari International konservasi – USA yaitu Emily Pedgeon yang membahas tentang mengelola Blue Carbon untuk ekosistem. Dalam presentasinya Miss Emily menyatakan bahwa dalam 50 tahun terakhir dunia telah kehilangan sumber karbon yang baik untuk lingkungan, berdasarkan data yang telah diterima hutan mangrove telah berkurang sebesar 30-50 % selama 50 tahun terakhir. Telah banyak yang diupayakan dalam mengatasi krisis lingkungan tersebut, salah satunya adalah melalui program penanaman pohon mangrove diwilayah yang telah banyak kehilangan pohon mangrove.

             Dengan demikian diperlukan peningkatan peranan IPTEK, dukungan berbagai instansi terkait, dan peran serta masyarakat luas dalam menjaga kelestarian lingkungan yang dimotori oleh pihak pemerintah untuk mengatasi penurunan daya dukung alam dalam ketersediaan Karbon Biru. (Syati Saptaria)

No comments:

Post a Comment