Dalam meningkatkan kualitas lingkungan yang baik bagi
kehidupan makhluk hidup diperlukan Karbon biru yang mempunyai peranan sebagai
stabilisasi ekosistem. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya
peranan Karbon Biru Badan Penelitian dan Pengembangan KP menyelenggarakan Workshop
on Blue Carbon 2013 dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 10 Desember 2013 di Hotel Borobudur , Jakarta Pusat.
Pada
acara tersebut diundang beberapa narumber yang dapat memberikan gambaran
terkini mengenai kondisi, jumlah Karbon biru pada saat ini dan juga
perubahannya. Ibu Sri Tantri perwakilan dari Kementerian Lingkungan Hidup
menyampaikan bahwa perubahan iklim di Indonesia menunjukkan perubahan yang
cukup besar terutama daerah pulau Jawa. Perubahan yang paling ekstrim terjadi
di daerah Jakarta yang berdampak terhadap tingkat temperatur daerah setempat.
Berdasarkan data dari instansi terkait perubahan tersebut disebabkan karena
berkurangnya lahan hijau yang membantu dalam mempertahankan ekosistem suatu
wilayah. Untuk menangani hal tersebut Kementerian Lingkungan Hidup terus
mengupayakan dalam mencegah terjadinya perubahan iklim dengan cara bekerjasama
dengan pihak terkait untuk pengumpulan informasi dan data yang diperlukan dalam
pencegahan perubahan iklim. Selain itu peranan masyarakat terus ditingkatkan
dalam mencintai lingkungan hidup diwilayahnya masing-masing melalui pemberian
penghargaan bagi masyarakat yang mempunyai kontribusi yang baik dalam
memelihara lingkungan.
Mr.
Beane Kaufmann perwakilan dari Oragon State University – USA menyampaikan
peranan hutan mangrove sebagai sumber penyeimbang ekosistem yang mempunyai
banyak fungsi bagi penyelamat habitat lingkungan. Mangrove mempunyai peranan
sebagai penyimpan karbon yang sangat berguna bagi stabilisasi lingkungan.
Selain itu Mr. Beane mengungkapkan bahwa fungsi lain dari mangrove adalah untuk
mengurangi efek bencana alam seperti gempa, tsunami, membantu meningkatkan
produksi ikan alami dan dapat dijadikan sebagai sarana ekowisata yang menarik.
Pada
acara tersebut Bapak Zainal Arifin dari LIPI memaparkan mengenai data base
ilmiah melalui jaringan dalam mendukung Blue
Carbon di Indonesia. Sistem database
yang telah dibangun, dipergunakan untuk
menunjang program Blue Carbon, tetapi
dalam proses pengumpulan data masih terdapat beberapa kendala, salah satunya
adalah data yang diperoleh masih belum akurat dikarena penginputan data pada
setiap daerah belum dilakukan secara maksimal.
Hadir
pula narasumber dari International konservasi – USA yaitu Emily Pedgeon yang
membahas tentang mengelola Blue Carbon untuk
ekosistem. Dalam presentasinya Miss Emily menyatakan bahwa dalam 50 tahun
terakhir dunia telah kehilangan sumber karbon yang baik untuk lingkungan,
berdasarkan data yang telah diterima hutan mangrove telah berkurang sebesar
30-50 % selama 50 tahun terakhir. Telah banyak yang diupayakan dalam mengatasi
krisis lingkungan tersebut, salah satunya adalah melalui program penanaman
pohon mangrove diwilayah yang telah banyak kehilangan pohon mangrove.
Dengan
demikian diperlukan peningkatan peranan IPTEK, dukungan berbagai instansi
terkait, dan peran serta masyarakat luas dalam menjaga kelestarian lingkungan
yang dimotori oleh pihak pemerintah untuk mengatasi penurunan daya dukung alam dalam
ketersediaan Karbon Biru. (Syati Saptaria)
No comments:
Post a Comment