Tuesday, March 26, 2013

SUKSES BERBUDIDAYA IKAN PATIN DI LAHAN MARGINAL


Ketua Pokdakan Taruna Mina Tani, Kelurahan Kalampangan, Kecamatan Sebangau, Kota Palangkaraya, Penerima Paket Bantuan PUMP-PB 2011, untung Puluhan Juta.

Mengolah tanah gambut tidaklah mudah, karena tanah gambut terbentuk dari timbunan bahan sisa tanaman yang berlapis-lapis hingga mencapai ketebalan > 30 cm. Proses penimbunan bahan sisa tanaman ini merupakan proses geogenik yang berlangsung dalam waktu yang sangat lama. Tanah gambut dikategorikan sebagai lahan marjinal, karena kendala biofisiknya sukar diatasi. Prodiktifitas gambut sangat beragam, ketebalan gambut juga menentukan kesuburannya.

Hal tersebut tidaklah menjadi kendala bagi bapak Majid Haryadi seorang perantau dari Provinsi Jawa Tengah, pak yadi yang awalnya merupakan buruh bangunan beralih untuk memutuskan usaha bidang perikanan pada tahun 2004. Beliau mencoba untuk membudidayakan ikan patin dilahan gambut yang mempunyai tingkat kadar asam yang cukup tinggi. 


 Pada awalnya pak yadi membuat satu kolam dan ternyata membuahkan hasil yang cukup baik. Dari tahun ketahun perkembangan usaha pak yadi dalam membudidayakan ikan patin terus meningkat terlihat dari bertambahnya jumlah kolam ikan patin yang dimilikinya. Sekarang pak Yadi memiliki sembilan kolam patin dengan ukuran 8 x 10 m dengan hasil satu kali panen pada setiap kolam sebanyak 1.300 kg. Jumlah tersebut cukuplah besar dan dirasakan dapat menutup modal yang telah dikeluarkan oleh bapak Yadi.

Usaha pak yadi yang dilihat berkembang dan menghasilkan keuntungan yang cukup memuaskan tentunya membuat masyarakat sekitar tergerak untuk melakukan usaha yang sama. Pada tahun 2008 terbentuklah kelompok Taruna Mina Tani yang dimotori langsung oleh bapak Yadi. Anggota kelompok tersebut sampai saat ini mencapai 26 anggota dan memiliki total kolam sebanyak 52 kolam, selain itu masih ada 34 pembudidaya ikan patin bimbingan bapak yadi yang belum tergabung kedalam kelompok tersebut.

Usaha yang dilakukan oleh pak yadi tentunya mengalami dinamika setiap tahunnya. Berdasarkan keterangan dari pak yadi usaha yang dikelolanya mengalami surplus yang cukup besar pada awal usaha dijalankan. Keuntungan yang diperoleh hampir 100 % dari modal yang dikeluarkan. Hal tersebut terjadi dikarenakan harga pakan yang relatif cukup murah pada saat itu. 


Harga pakan dari tahun ke tahun mengalami kenaikan dan tentunya mempengaruhi terhadap keuntungan usaha yang menjadi semakin menurun. Pada saat ini dengan harga pakan yang setiap tahun meningkat tetap menghasilkan keuntungan yang cukup, walaupun tidak sebanyak pada tahun-tahun sebelumnya. 

Pak Yadi mendapatkan hasil panen sebanyak 1.300 kg untuk setiap kolam dengan Ukuran kolam seluas 8 x 10 m2. Hasil tersebut   diperoleh dari penebaran benih sebanyak 3.000 ekor pada setiap kolam. Pakan yang digunakan pada satu siklus panen sebanyak 45 – 50 kg dengan harga perkilo Rp. 8.500,-. 

Harga perkilo ikan patin pada daerah setempat adalah Rp. 21.000,-. Sehingga hasil penjualan per kolam yang diperoleh kurang lebih sebesar 1.300 kg x Rp. 21.000 = 22.025.000,-. Hasil tersebut belum dikurangi dengan biaya pemeliharaan ikan patin selama kurang lebih 6 bulan. Dibawah ini adalah rincian sederhana usaha pembesaran ikan patin yang dijalankan bapak yadi :

No
Uraian
Jumlah
1
Pengolahan tanah
150.000

Pemupukan dan Pengapuran
100.000

Pembelian benih 3.000 ekor @Rp. 200,-
600.000

Pakan Pellet 50 Kg x 8.500
425.000

Biaya Pemeliharaan
3.500.000

Biaya panen 2 orang @Rp. 250.000,-
500.000

Jumlah Biaya Variabel
5.275.000
2
Produksi 1.300 ekor (75%)


1.300 kg x 21.000
27.300.000
3
Keuntungan (2-1)
22.025.000
*) Jumlah dalam tabel berupa kisaran

Dengan melihat jumlah kisaran keuntungan yang diungkapkan bapak Yadi terlihat hasil yang cukup besar. Dalam pemasaran ikan patin didaerah tersebut tidaklah mengalami kesulitan karena jumlah permintaan terhadap ikan patin di daerah Kalimantan Tengah cukup besar. Kendala yang terjadi terdapat pada harga pakan ikan patin yang mengalami kenaikan harga dari tahun ke tahun. Namun dalam mengatasi masalah tersebut kelompok yang dimotori oleh Bapak Yadi mengunggulkan kekompakan kelompok dalam mengelola usaha pembesaran ikan patin tersebut, terutama dalam pengelolaan keuangan kelompok.

Dinas setempat terus berusaha membantu dan mendukung para pembudidaya ikan dalam mengembangkan usaha kelompok Taruna Mina Tani dengan melakukan penyuluhan dan informasi mengenai budidaya ikan dengan harapan dapat meningkatkan pengetahuan kelompok dan meningkatkan perekonomian wilayah setempat. (Syati Saptaria)

No comments:

Post a Comment