Indonesia
merupakan wilayah yang mempunyai potensi lahan yang cukup luas untuk
dimanfaatkan dalam berbagai sektor, salah satunya adalah sektor perikanan.
Dengan banyakya permintaan ikan konsumsi di Indonesia menunjukkan peluang usaha
yang cukup menjanjikan dan menguntungkan, akan tetapi hal tersebut memerlukan
pengetahuan pengelolaan lahan yang baik dan cermat untuk menghasilkan
keuntungan usaha yang maksimal.
Salah satu
potensi lahan yang dapat dijadikan contoh usaha perikanan adalah bendungan air
yang bersumber dari air sungai. Provinsi Bengkulu mempunyai potensi lahan
tersebut yaitu berupa bendungan air milik PLN yang dapat digunakan untuk
budidaya ikan air tawar. Lokasinya berada di Desa Suro Ilir, Kecamatan Ujan
Mas, Kabupaten Kapahiang. Dilokasi ini terdapat 100 Ha lahan yang dapat
digunakan masyarakat untuk dikelola dan pihak PLN telah mengijinkan lahan
tersebut untuk dikelola masyarakat guna membantu meningkatkan kesajahteraan masyarakat
setempat.
Salah satu
Pokdakan yang berhasil megelola lahan milik PLN tersebut adalah Pokdakan Karya
Bakti yang telah berhasil mendapatkan kepercayaan Perbankan dalam memperoleh
dana KKPE sebesar 600 juta pada tahun 2012. Nilai kredit tersebut sangat
besaruntuk dijadikan modal tambahan dalam
meningkatkan produksi ikan Podakan Karya Bakti.
Pada awalnya
yaitu tahun 2011 Pokdakan ini hanya memiliki 6 Keramba jaring Apung yang
memiliki ukuran sebesar 6 x 6 m yang dikelola oleh 10 anggota Pokdakan. Pokdakan
yang diketuai oleh Bapak Made Sukiase ini mendapatkan modal awal dari dana
bantuan PUMP PB pada tahun 2011. Dana PUMP PB dirasakan Bapak Made sangat
membantu dalam memulai dan mengembangkan usaha budidaya ikan miliknya.
Komoditas ikan yang dibudidayakan adalah ikan Nila yang memiliki permintaan
pasar yang cukup tinggi di daerah Provinsi Bengkulu. Permintaan akan ikan Nila
tersebut masih banyak yang belum terpenuhi sehingga menambah semangat para
Pokdakan daerah setempat untuk menggenjot lagi produksi usahanya.
Pokdakan
Karya Bakti pada saat ini memiliki 70 Karamba ikan nila, setelah dianalisa oleh
Bapak Made penerimaan yang diperoleh untuk setiap karamba adalah Rp.
8.100.000,- untuk 3 bulan masa budidaya. Bila dikonversi ke jumlah panen
didapatkan sebesar 450 kilo perkaramba persiklus. Hasil tersebut diperoleh dengan menebar benih
sebanyak 110 – 120 kg per karamba. Dengan
demikian dapat diperhitungkan untuk satu siklus budiaya Pokdakan ini dapat
menerima penghasilan Rp. 567.000.000,-
Penerimaan
yang didapatkan oleh Pokdakan ini bukan hanya dapat meningkatkan kesejahteraan
anggota kelompokmya saja akan tetapi Bapak Made mengungkapkan bahwa semua pihak
yang terlibat dalam usahanya ini mendapatkan keuntungan pula seperti dari
pemasok pakan, alat-alat perikanan dan juga pihak yang memasarkan ikan nilanya.
Dana Kredit
dari Perbankan sudah digunakan dan Bapak Made mengungkapkan jumlah Produksinya
cukup meningkat sampai dengan tahun 2014 dan pada tahun ini Pokdakan Karya Bakti
akan mengajukan kembali kredit untuk meningkatkan skala usaha yang dimiliki
sekarang.
Usaha yang
dilakukan tentunya mempunyai kendala yang dihadapai, tak terkecuali Pokdakan
Karaya Bakti mengalami kendalai tersebut. Kendala utama yang dihadapai saat ini
dalam melakukan usaha budidaya ikan nila adalah faktor alam yang tidak dapat
dihindari berupa banjir, sehingga menimbulkan kerugian yang tak terduga. Untuk mengantisipasinya Podakan karya bakti
melakukan pemeliharaan karamba supaya cukup kuat dan tidak mudah untuk terbawa
oleh air banjir dan melakukan budidaya pada waktu yang tepat.
Selain itu
diperlukan pengetahuan mengenai manajemen keuangan untuk memaksimalkan
keuntungan yang diperoleh Pokdakan ini. Bapak Made mengharapkan kembali bantuan
penyuluhan dan bantuan lainnya dari pihak terkait untuk menunjang peningkatan
produksi dan keuntungan yang ingin diraih Pokdakannya. (Syati Saptaria)
No comments:
Post a Comment