Dalam melakukan usaha budidaya ikan tentunya diperlukan semangat yang
kuat dalam upaya menghasilkan keuntungan yang memuaskan. Keuntungan tersebut
tidaklah mudah diraih tanpa kerja keras dan ilmu pengetahuan yang relevan
dengan usaha tersebut. Dengan mengetahui beberapa kunci sukses dalam
berbudidaya ikan tentunya akan memperlancar dan mempermudah dalam menjalankan
usaha budidaya ikan dan tentunya dapat memberikan kepastian yang lebih jelas
akan peluang usaha dalam menghasilkan keuntungan.
Kepulauan Riau
adalah salah satu wilayah yang mempunyai potensi perikanan budiday laut, payau
dan Tawar. Berdasarkan data Ditjen Perikanan Budidaya tahun 2013 luas usaha
budidaya di Propinsi Kepulauan Riau seluas 6.520 Ha. Salah satu wilayah Kota di
Kepualauan Riau yang memiliki kontribusi potensi usaha budidaya adalah Kota
Batam. Salah satu Pokdakan dari Kota Batam yang telah merasakan keuntungan yang
cukup memuaskan dari usaha budidaya ikan, salah satunya adalah Pokdakan Pulau Semakau Besar.
Pokdakan Pulau
Semakau Besar yang didirikan pada tahun 2012 membudiayakan ikan kerapu dan ikan
kakap karena berlokasi disekitar pesisir laut dan beralamat di Kecamatan Batam
Kota, Kelurahan Belian Kampung Tua, Batam center. Pulau Semakau Besar dipilih
menjadi nama Pokdakan ini karena nama tersebut merupakan nama wilayah lokasi
budidaya ikan dilakukan.
Salah satu anggota sekaligus ketua Pokdakan tersebut
adalah Ibu Roro yang telah merintis usahanya selama empat tahun. Pada awal
usahanya Ibu Roro melakukan penangkapan benih dilaut dan dibesarkan di KJA,
setelah dirasakan banyak mendapatkan keuntungan Ibu Roro membudidayakan ikan
kerapu dengan membeli benih dari Balai Budiaya Laut Batam. Dengan keuntungan yang diperoleh ibu Roro
membangkitkan minat masyarakat sekitar untuk melakukan usaha budidaya ikan dan
membentuk Pokdakan dengan diketuai oleh ibu Roro.
Pokdakan ini mendapatkan
dana bantuan PUMP PB pada tahun 2013 dan memiliki jumlah anggota sebanyak 16
orang, yang menariknya lagi dari 16
anggota Pokdakan ini didominasi oleh wanita yang terdiri dari 12 Orang Wanita dan 4 Orang Laki-laki, hal
tersebut menunjukkan bahwa wanita berperan cukup besar terhadap kemajuan usaha
perikanan budidaya didaerah Kota Batam. Dengan peranan yang cukup besar
tersebut tentunya diperlukan banyak ilmu dan pengetahuan yang harus diterapkan
dalam melaksanakan usaha budidaya ikan kerapu dan kakap tersebut.
Ibu Roro selaku
ketua Pokdakan telah mengikuti beberapa pelatihan budidaya ikan yang
dilaksanakan oleh Balai Budidaya Laut Batam, yang dirasakannya sangat
bermanfaat bagi proses usaha budidaya yang dijalaninya. Dalam proses
mendapatkan pelatihan dari BBL Batam dijalaninya dengan semangat yang tinggi,
dan jarak yang cukup jauh untuk menuju lokasi pelatihan tidak menyurutkan
semangatnya untuk menuntaskan program pelatihan yang diberikan.
Harga ikan Kerapu
dipasaran Kota Batam berbeda pada setiap jenisnya. Untuk ikan Kerapu macan
mencapai Rp. 100.000 dan Kerapu Sunu juga Kerapu Lumpur mencapai Rp. 300.000,-.
Dengan tingkat harga yang cukup tinggi dapat memotivasi Pokdakan untuk memproduksi
ikan kerapu yang lebih bayak lagi.
Pokdakan ini menggunakan media KJA sebagai tempat
budidaya ikan kerapu dan kakap. Ukuran setiap KJA adalah 3 x 3 m yang ditebar
benih senyak 500 ek or dengan melakukan grading
setiap dua bulan sekali untuk mendapatkam ukuran panen yang sesuai. Panen dapat
dilakukan setelah 10 – 12 bulan pemeliharaan untuk kerapu sedangkan ikan kakap
dapat dipanen setelah enam bulan pemeliharaan.
Pada setiap
panen Pokdakan Pulau Semakau rata-rata
mendapatkan 350 Kg ikan kerapu dari 2.000 ekor benih ikan yang ditebar. Dalam
pemasaran tidak ada kendala sama sekali karena permintaan ikan kerapu di Kota
Batam sangatlah tinggi dan permintaan dikota Batam belum seluruhnya terpenuhi,
sehingga produksi akan ikan kerapu perlu ditingkatkan untuk memenuhi permintaan
pasar tersebut.
Kendala yang
dialami saat ini adalah harga pakan yang cukup tinggi yang mencapai harga Rp.
420.000,- per 20 kilogram, selain itu dengan banyaknya pembangunan pusat
industri dengan melakukan reklamasi mengakibatkan rusaknya lingkungan laut
sekitar. Hal tersebut menghambat kegiatan budiaya ikan sekitar Batam Center.
Dengan
banyaknya permintaan ikan tersebut Pokdakan Pulau Semakau Besar mengharapkan
peranan pemerintah dalam menangani krisis lingkungan didaerah Batam Center,
supaya kegiatan budidaya ikan tidak terhambat oleh adanya pembangunan pusat
industri disekitar sehingga mengakibatkan kualitas lingkungan yang tidak baik.
(Syati Saptaria)
No comments:
Post a Comment