Friday, May 3, 2013

KEGIATAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT MENAMBAH INDAH PESONA PANTAI PANTAI PENDAWA, DESA KUTUH, BALI



Keindahan pulau Bali tentunya tidak diragukan lagi, banyak sekali objek wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi terutama objek wisata pantainya. Bali adalah salah satu tempat wisata yang setiap tahunnya sangat ramai dikunjungi oleh turis baik dari domestik dan mancanegara. Pantai yang sering dikunjungi dii Bali adalah Kuta, Dreamland dan tanah lot, tetapi bagi yang sering berwisata ke kota Dewata mungkin akan merasa bosan mengunjungi objek wisata  yang sama. Untuk mengatasi hal tersebut, baru-baru ini Bali membuka pantai baru yang diberi nama Pantai Pendawa. Pantai ini diresmikan pada tanggal 25 Desember 2013.
Pantai Pendawa Terletak di desa Kutuh Kecamatan Kuta selatan, Kabupaten Badung. Lokasinya tersembunyi dibalik deretan perbukitan batu yang di tata sedemikian rupa  menambah indah panorama alam sekitar. Pantai ini Berjarak kurang lebih 3 km dari kawasan Wisata Nusa dua dan Pura Uluwatu. Untuk mempermudah akses kendaraan jalan dibuat dengan membelah bukit kapur sehingga mirip bukit kapur yang ada di GWK. Mendekati pantai bukit kapur dilubangi dan diukir dengan indah. Di tebing tersebut ditempatkan patung tokoh Pandawa Lima dalam Kisah Mahabharata yang terdiri dari Yudhistira, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa.
Saat memasuk pantai, mata akan terbelalak dengan melihat keindahan pantai pasir putih yang bersih dan air laut yang berwarna biru cerah selain itu udara yang segar dan angin yang sepoi-sepoi menambah sensasi nyaman yang dirasakan. Suasana pantai sangat sepi sehingga cocok sekali untuk berjemur, berenang dan melakukan aktivitas pantai lainnya seperti bermain pasir karena pasirnya putih dan sangat lembut sekali. Karena letaknya diarah timur tentunya sangat cocok sekali menikmati sunrise di Pantai Pendawa ini.
Pesona pantai Pendawa lainnya adalah aktivitas para petani rumput laut di sepanjang pantai. Di Desa Kutuh memang terkenal dengan aktivitas para pembudidaya rumput laut dalam membudidayakan rumput laut. Selain itu para Pembudidaya rumput laut tersebut cukup mendapatkan keuntungan dari usaha yang mereka jalankan.
Berdasarkan wawancara langsung dengan salah satu pembudidaya rumput laut di Desa Kutuh yaitu Bapak Nyoman Yase yang merupakan ketua kelompok Segara Merta yang sudah menjalankan usaha budidaya rumput laut selama 17 tahun. Kelompok ini sudah ada sejak tahun 1987 dan penetapan kelompok Segara Merta pada tahun 1997. Dari tahun 1997 pembudidaya rumput laut Desa Kutuh sudah mendapapatkan pembinaan dari Dinas setempat, dan pembinaan tersebut membuahkan keberhasilan bagi pembudidaya rumput laut di Desa Kutuh.
Keberhasilan usaha budidaya rumput laut dapat terlihat dari kesejahteraan para pembudidaya yaitu peningkatan yang mereka rasakan selama menjalankan usaha tersebut, bukan hanya dapat memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari akan tetapi dapat memenuhi kebutuhan sekolah anak-anaknya samapi tingkat perguruan tinggu, hal itu diungkapkan oleh Bapak Nyoman Yase yang sudah menjalani usaha ini selama 17 tahun.
Di Desa Kutuh terdapat empat kelompok pembudidaya rumput laut yaitu Kelompok Merta Sari, Kelompok Segara Sari, Kelompok Arta Segara Jati dan kelompok Segara Merta. Berdasarkan data yang diperoleh dari kelompok pembudidaya rumput laut diperoleh hasil analisa usaha sebagai berikut :

Biaya Investasi Budidaya RL
No
Jenis Peralatan
Banyak
Harga Satuan (Rp.)
Jumlah (Rp.)
Umur Ekonomis (Tahun)
Penyusutan
1.
Tali polietilien 12 mm
400 kg
12.000
4.800.000
2
2.400.000
2
Pelampung utama (bola hitam)
26 buah
50.000
1.300.000
4
325.000
3
Pelampung botol aqua
1750 buah
200
350.000
2
175.000
4
Patok Besi
10 m x 10 m
50.000
5.000.000
4
1.250.000
5
Sampan
1 unit
500.000
500.000
4
125.000
6
Katinting
1 unit
2.000.000
2.000.000
5
400.000
7
Mesin
1 unit
3.000.000
3.000.000
4
750.000
8
Tarpal
1 rol
120.000
120.000
2
60.000
9
Waring
20 meter
10.000
200.000
2
100.000
10
Tempat jemuran
1 blok
125.000
125.000
4
31.250
Total
17.395.000

5.616.250

Komponen Biaya Dan Total Biaya Pembudidayaan Rumput Laut
No
Biaya Tetap
Jumlah (Rp)
1.
Biaya Penyusutan
5.616.250
2.
Biaya Perawatan
1.500.000
Total
7.116.250

Biaya Variabel
No.
Biaya Variabel
Jumlah (Rp)
1.
Bibit
500.000
2.
Karung
210.000
3.
Tali raffia
15.000
4.
BBM
1.170.000
5.
Upah Tenaga Kerja
2.400.00
Total
1.895.000

Produksi dan Pendapatan 
Produksi :
Lama pemeliharaan 1,5 – 2 bulan
Berat kering 20.000 kg ( basah : kering = 8: 1 )
Harga jual = Rp 9.000,-/ kg x 20.000 kg = Rp 180.000.000,-

Analisa Laba atau Rugi 
Laba atau rugi merupakan keuntungan atau kerugian yang diperoleh dari suatu kegiatan usaha. Penghitungan laba atau rugi dapat diketahui dengan cara hasil yang diperoleh dikurangi dengan total biaya yang dikeluarkan. Dari hasil budidaya rumput laut ini diperoleh
LABA/RUGI  = Penerimaan – ( total biaya tetap + total biaya variabel )
                        = Rp 180.000.000  - ( Rp   7.116.250 +  Rp 1.895.000 )
                        = Rp 180.000.000 - Rp 9.011.250
         =   Rp 170.988.750,-
Berarti dalam 1x panen pembudidaya mendapatkan keuntungan sebesar  Rp 170.988.750. Dalam 1tahun terdapat 4x panen jadi total pendapatan bersih atau keuntungan yang diperoleh adalah Rp 170.988.750 x 4 = Rp 683.955.000,- untuk 20 orang.

Revenue Cost Ratio (R/C) 
Revenue Cost Ratio (R/C) dapat dihitung dengan menggunakan rumus hasil yang diperoleh dibagi dengan total biaya yang dikeluarkan. 
R/C         =     Pendapatan / ( Total biaya tetap + Total biaya variabel)
                =    Rp 180.000.000,- / ( Rp   7.116.250 + Rp   1.895.000)
 =  Rp 180.000.000 / 9.011.250
=  19.97
Keuntungan relatif usaha budidaya rumput laut ini dalam satu tahun terhadap biaya yang dipakai dalam kegiatan tersebut adalah 19.97. Hal ini menunjukkan bahwa usaha budidaya rumput laut ini layak karena R/C > 1.

PayBack Period (PP) 
PP        = Total biaya investasi x 1 tahun  / Keuntungan
            = Rp 17.395.000 x 1 tahun /Rp 170.988.750
            = 0,1 Tahun
Jadi, pembudidaya dapat mengembalikan biaya investasi yang telah ditanam sekitar 1 bulan dalam sekali panen saja.

Break Even Point ( BEP ) 
  Analisis Break Even point (BEP) merupakan alat analisis untuk mengetahui batas nilai produksi suatu usaha mencapai titik impas (tidak untung dan tidak rugi). Usaha dinyatakan layak apabila nilai BEP produksi lebih besar dari jumlah unit yang sedang di produksi saat ini. Sementara nilai BEP harus lebih rendah daripada harga yang berlaku saat ini. BEP dapat dibedakan menjadi dua yaitu BEP harga dan BEP produksi. BEP produksi merupakan total biaya dibagi dengan hasil penjualan, sedangkan BEP harga merupakan total biaya dibagi dengan total produksi. BEP  produksi dan BEP harga untuk budidaya rumput laut adalah sebagai berikut :

Rincian perhitungan penerimaan usaha Budi daya Rumput laut
Penerimaan
1x Produksi
1 tahun
Produksi (Kg)
20.000
80.000
Harga jual (Rp/Kg)
12.000
12.000
Jumlah (Rp)
240.000.000
960.0000.000
 BEP Produksi       =    Total biaya operasional  / Harga penjualan        
                                =  Rp 9.011.250 / 12.000
                                = 750.94 kg
Hal ini menunjukkan bahwa titik impas atau kondisi dimana perusahaan tidak memperoleh keuntungan dan tidak memperoleh kerugian akan dicapai pada saat hasil pemanenan mencapai 750.94 Kg.
              BEP Harga        = Total biaya operasional  / Total Produksi
                                = Rp 9.011.250 / 80.000
                                = Rp 112.64
Dari perhitungan di atas menunjukkan bahwa pembudidaya akan memperoleh titik impas pada saat harga jual rumput laut sebesar Rp. 112.64/Kg.

Return On Investment (ROI) 
 ROI adalah nilai keuntungan yang diperoleh dari sejumlah modal. Nilai dapat digunakan untuk mengetahui efisiensi penggunaan modal.  Ada beberapa factor yang  mempengaruhi nilai ROI, dua diantaranya yang penting yaitu kemampuan pengusaha untuk menghasilkan laba dan kemampuan pengusaha mengembalikan modal atau cepat tidaknya perputaran modal (penjualan/modal produksi). Dengan analisis ROI, perusahaan dapat mengukur sampai seberapa besar kemampuannya dalam mengembalikan modal yang ditanamkan. 
ROI =      Laba Usaha             
Modal Produks
=  Laba Usaha  / (Total biaya investasi + total biaya operasional)
Rp 170.988.750 / (Rp   17.395.000 + Rp   9.011.250)
 = Rp Rp 11.789.000 / Rp 26.406.250
 = 0,45 %
Angka tersebut berarti bahwa dari Rp. 100,00 modal yang diinvestasikan akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 45,00 dalam satu kali panen.

Benefit Cost Ratio (B/C) 
Merupakan alat analisis yang lebih ditekankan pada criteria-kriteria investasi yang pengukurannya diarahkan pada usaha untuk membandingkan, mengukur, serta menghitung tingkat keuntungan usaha perikanan. Semakin kecil nilai rasio ini, semakin besar kemungkinan perusahaan menderita kerugian.
B/C = Hasil Penjualan
        Modal Produksi 
       = Hasil Penjualan / (Total biaya investasi + total biaya operasional)
       = Rp 180.000.000 / (Rp   17.395.000+ Rp   9.011.250) 
      =    Rp 180.000.000/  Rp 26.406.250
     = 6.8
Nilai tersebut berarti dengan modal Rp. 26.406.250 diperoleh hasil penjualan sebesar 6.8 kali jumlah modal. (Syati Saptaria)

No comments:

Post a Comment