Monday, April 29, 2013

PENINGKATAN KOMPETENSI APARATUR KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN, DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA, DENGAN MELAKSANAKAN KEGIATAN APRESIASI PETUGAS PEMERIKSA KAPAL PENGANGKUT IKAN HASIL PEMBUDIDAYAAN (1)

Upaya untuk meningkatkan kompetensi pegawai tentunya akan dilakukan oleh semua  organisasi yang menginginkan perkembangan dalam melaksanakan tugas dan fungsi dari organisasi tersebut.  Diutamakan institusi pemerintah yang dituntut untuk selalu berusaha meningkatkan kemampuan para aparaturnya dalam memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat.
Untuk menunjang program KKP dalam Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Usaha Kelautan dan Perikanan tentunya diperlukan berbagai kegiatan yang dapat membantu mewujudkan tujuan tersebut.  Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya merupakan salah satu unit eselon I yang berperan dalam mewujudkan tujuan KKP tersebut.  Realisasi tujuan KKP tersebut tentu sangatlah tergantung kepada kemampuan aparatur yang kompeten pada setiap bidang.
Salah satu upaya yang dilakukan Direktorat Budidaya Perikanan Budidaya melalui program Direktorat Usaha adalah menyelenggarakan Apresiasi Petugas Pemeriksa Kapal Pengangkut Ikan Hasil Pembudidayaan yang diselenggarakan di Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan (BBPPI) Semarang pada tanggal 1 - 6 April 2013. Tujuan Pelaksanaan kegiatan tersebut adalah agar para petugas memiliki pengetahuan, wawasan dan ketrampilan untuk melaksanakan pemeriksaan fisik kapal pengangkut ikan hasil pembudidayaan dengan sasarannya adalah sebanyak 26 (dua puluh enam) petugas mampu melaksanakan tugas pemeriksaan fisik dan dokumen kapal pengangkut ikan hasil pembudidayaan.
Kegiatan tersebut dilaksanakan setiap tahun oleh Direktorat Usaha, Ditjen PB. Pada tahun ini acara Apresiasi Petugas Pemeriksa Kapal Pengangkut Ikan Hasil Pembudidayaan dilaksanakan selama 6 hari di Semarang yang dibuka oleh Direktur Usaha Bapak Djumbuh Rukmono, dalam kesempatan tersebut Direktur Usaha menyampaikan materi mengenai “Kebijakan Perizinan Usaha Pembudidayaan Ikan Terkait Kapal Pengangkut Ikan Hidup Hasil Pembudidayaan”.
Dalam kegiatan Apresiasi Petugas Pemeriksa Kapal Pengangkut Ikan Hasil Pembudidayaan dihadiri pula oleh Kepala BBPPI Semarang beserta jajarannya, Narasumber, Instruktur dan peserta Apresiasi yang berasal dari Ditjen Perikanan Budidaya (14 orang), BBPBL Lampung 1 (satu) orang, BBL Batam 1 (satu) orang, BBL Ambon 1 (satu) orang, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kep. Riau 1 (satu) orang, Sulawesi Tengah 1 (satu) orang, Sulawesi Tenggara 1 (satu) orang, Maluku 1 (satu) orang dan Papua Barat 1 (satu) orang serta Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan Anambas 1 (satu) orang dan Kabupaten Bintan 2 (dua) orang.
Peserta diberikan berbagai ilmu dan pengetahuan secara teori dan praktek mengenai Pemeriksaan Kapal Pengangkut Ikan Hasil Pembudidayaan. Materi yang disampaikan selama 6 hari sebanyak 12 materi yang terdiri dari (1) “Prosedur Penerbitan Surat – Surat Kapal” oleh Direktorat Perkapalan dan Kepelautan – Ditjen. Perhubungan Laut, KEMENHUB, (2) “Prosedur Penerbitan Sertifikat Kelaikan dan Pengawakan Kapal Perikanan” oleh Direktorat Perkapalan dan Kepelautan – Ditjen. Perhubungan Laut, KEMENHUB, (3) “Pelayanan Proses Penerbitan Surat Izin Usaha Perusahaan Angkutan Laut (SIUPAL) dan Surat Izin Operasi Perusahaan Angkutan Laut Khusus (SIOPSUS)” oleh Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Laut – Ditjen. Perhubungan Laut, KEMENHUB, (4) “Teknik Pengukuran dan Perhitungan GT dan NT Kapal Pengangkut Ikan Hidup Hasil Pembudidayaan I” oleh Direktorat Perkapalan dan Kepelautan – Ditjen. Perhubungan Laut, KEMENHUB, (5) “Teknik Pengukuran dan Perhitungan GT dan NT Kapal Pengangkut Ikan Hidup Hasil Pembudidayaan II” oleh Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Tanjung Emas – Ditjen. Perhubungan Laut, KEMENHUB, (6) “Teknik Pengukuran dan Perhitungan Palka Kapal Pengangkut Ikan Hidup”  oleh BBPPI Semarang – Ditjen. Perikanan Tangkap, KKP, (7) “Pengenalan Vessel Monitoring System (VMS)” oleh Direktur Pemantauan SDKP dan PIP – Ditjen. PSDKP, KKP, (8) “Tata Laksana Pemeriksaan Fisik Kapal Pengangkut Ikan di Bidang Pembudidayaan Ikan” oleh Direktorat Usaha Budidaya – DJPB, KKP, (9) “Verifikasi Dokumen Penerbitan SIKPI di Bidang Pembudidayaan Ikan” oleh Direktorat Usaha Budidaya – DJPB, KKP, (10) “Pengenalan Alat Penangkapan Ikan” oleh BBPPI Semarang – Ditjen. Perikanan Tangkap, KKP, (11) “Rancang Bangun Kapal Pengangkut Ikan Hidup” oleh BBPPI Semarang – Ditjen. Perikanan Tangkap, KKP, (12) “Jenis dan Teknik Identifikasi Mesin Utama dan Mesin Bantu Kapal Pengangkut Ikan Hasil Pembudidayaan” oleh BBPPI Semarang – Ditjen. Perikanan Tangkap, KKP.
     Rangkaian kegiatan apresiasi diakhiri dengan evaluasi penguasaan peserta terhadap materi apresiasi. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan oleh Tim Evaluasi yang ditunjuk menyimpulkan bahwa seluruh peserta Apresiasi memenuhi syarat dan dinyatakan lulus sehingga berhak memperoleh Brevet sebagai Petugas Pemeriksa Fisik Kapal Pengangkut Ikan Hasil Pembudidayaan. Selanjutnya nama-nama petugas dimaksud (terlampir) direkomendasikan untuk dibuatkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya. 

Monday, April 15, 2013

KEPERCAYAAN BANK MENINGKAT KREDITPUN CAIR MAKSIMAL

ENAM PETAMBAK SUBANG MENDAPATKAN KREDIT MASING-MASING SEBESAR 500 JUTA RUPAIH DARI PERBANKAN


Kebutuhan akan modal yang memadai tentunya sangat dibutuhkan dalam mengembangkan usaha yang dijalankan. Hal tersebut dapat memacu pengembangan usaha bukan hanya meningkatkan keuntungan saja akan tetapi akan meningkatkan pula kesejahteraan masyarakat yang bekerja dalam lingkup usaha tersebut.  Dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara luas sangatlah diperlukan peranan pemerintah.
Salah satu program Kementerian Kelautan dan Perikanan, Direktorat Perikanan Budidaya adalah melaksanakan industrialisasi Demfarm yang membantu masyarakat untuk melakukan usaha dibidang perikanan budidaya dengan menyalurkan Hibah infrastruktur berupa sebagian Sarana Produksi Tambak (Investasi dan modal kerja) dan modal kerja. Selain itu juga melakukan Pendampingan melalui kemitraan baik dalam bidang teknis dan pemasaran juga membantu petambak untuk melakukan kemitraan dan pendampingan TS dari pabrik pakan.

Mengingat dukungan pembiayaan dari pemerintah masih terbatas, maka perlu dukungan dari lembaga pembiayaan/perbankan untuk mengembangkan usaha para petambak khususnya petambak didaerah Subang. Dalam memberikan dukungan dana kredit terhadap para petambak didaerah Subang pihak Bank Rakyat Indonesia Cabang Subang memberikan bantuan dana masing-masing sebesar 500 juta rupiah kepada enam penambak udang didaerah Subang. Acara penyerahan atau akad kredit tersebut dilaksanakan bertepatan dengan acara Panen Raya Demfarm yang dilaksanakan di Kota Indramayu pada hari Sabtu tanggal 9 Maret 2013. Dana tersebut akan digunakan petambak dalam mengembangkan usahanya dengan sistem penyaluran melalui cara reimburst yang bertujuan untuk mengendalikan penggunaan dana berlebih dan supaya penggunaan dana lebih efisien.

Dana kredit BRI disalurkan kepada petambak tentunya dengan dukungan penuh dari Kementerian Kelautan dan Perikanan karena hal tersebut sangat membantu dalam menunjang pelaksanaan program industrialisasi Demfarm tahun ini. Penyerahan dana Kredit Pembiayaan Revitalisasi Tambak Udang dihadiri oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Direktur BRI, Dirjen Perikanan Budidaya dan juga para Eselon I lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Penambak yang mendapatkan kredit pembiayaan merupakan mitra dari Bapak H. Mimin yang telah lebih dahulu sukses melakukan usaha tambak udang dengan menggunakan pakstik mulsa. Penggunaan plastik mulsa telah diuji coba dapat meminimalisir tingkat kegagalan produksi dikarenakan kontak air dengan tanah tidak ada sehingga lebih steril. 


Dana kredit diberikan secara simbolis kepada enam penambak yaitu Bapak Kasman dari Kelompok Mina Tanjung Pusaka I, Bapak Agus Wahyudin dari Kelompok Mina Tanjung Pusaka II, Bapak Moh Soleh dari Kelompok Mina Tanjung Pusaka II, Bapak Asep Suadi dari  Kelompok Mina Tanjung Pusaka II, Bapak Carmin dari Kelompok Mina Tanjung Pusaka I dan Bapak Hendrik dari Kelompok Mina Tanjung Pusaka I.

Dana yang dikucurkan oleh pihak BRI memiliki persyaratan yang memudahkan petambak dikarenakan Seluruh Transaksi keuangan baik untuk biaya operasional budidaya dan hasil penjualan sepenuhnya melalui mekanisme Perbankan yang dijamin cukup memudahkan, selain itu ada pula fasilitas "YARNEN" yang berupa kredit pakan dari pabrik pakan apabila diperlukan juga pula pengaturan Penyisihan hasil usaha sebagai cadangan modal kerja tanggung renteng ditambah untuk kenaikan harga-harga pakan, listrik dan lain-lain.

Persyaratan yang ditentukan pihak BRI sesuai dengan ketujuh penambak yang mendapatkan dana kredit yaitu Mempunyai usaha produktif yang layak (feasible), dengan agunan pokok proyek yang dibiayai (layak/hasil usaha mampu untuk membayar pokok pinjaman & bunga hingga lunas), Calon debitur penerima Kredit tidak sedang menerima kredit/kredit program lainnya pembiayaan modal kerja dan/atau investasi dari perbankan ( dibuktikan dengan hasil print out Sistem Informasi Debitur Bank Indonesia pada saat permohonan kredit/pembiayaan diajukan) selain itu dapat sedang menerima kredit konsumtif (KPR,KKB,Kartu Kredit, dll).

Perlu diketahui pula ketentuan umum kredit lainnya yang harus dipenuhi petambak adalah Calon Debitur Telah menandatangani Perjanjian Kemitraan dengan mitra usaha dalam hal ini adalah dengan Bapak Haji Mimin, telah melakukan kegiatan bertambak minimal selama 6 bulan dan menghasilkan keuntungan, BesarKredit adalah sebesar >R p. 20 Juta s.d maksimalRp. 500 juta, Bentuk Kredit : KMK Menurun: tidak lebih dari 3 tahun dan KMKI : tidak lebih dari 5 tahun, Suku Bunga : Maksimal sebesar /setara 7,2 % flat per tahun atau 13% efektif per tahun, Biaya, provisi, administrasi : tidak dipungut dan statusnya memiliki tambak sendiri.

Pemerintah khususnya Kementerian Kelautan dan Perikanan berusaha untuk mendukung terus usaha yang berbasis perikanan budidaya, dukungannya adalah membantu melancarkan kegiatan usaha yang dilakukan masyarakat. Diharapkan segala dukungan yang diberikan KKP akan berdampak pula terhadap keberhasilan program yang dilaksanakan KKP salah satunya adalah industrialisasi Demfarm yang dilaksanakan pada tahun ini. (Syati saptaria)

Sunday, April 14, 2013

MENINGKATKAN KEMAMPUAN USAHA KELOMPOK DENGAN MELAKUKAN USAHA BUDIDAYA PENDEDERAN IKAN GURAME



Pokdakan Kube Kp. Tonjong, Desa Tonjong, Kecamatan Tajurhalang, penerima paket dana bantuan PUMP-PB Tahun 2012.



          Dalam meningkatkan kemampuan finansial tentunya banyak upaya yang dilakukan oleh setiap orang untuk merealisasikannya. Salah satunya adalah upaya yang dilakukan oleh Kelompok Pembudidaya Ikan dari Kabupaten Bogor yaitu dengan melakukan budidaya pendederan ikan Gurame.


          Dengan tujuan untuk menghasilkan keuntungan yang sesuai rencana mereka bersama-sama mengelola usaha tersebut. Selain kekompakan kelompok yang baik, kelompok  Kube mendapatkan bantuan dana PUMP-PB tahun 2012 yang digunakan sebagai modal usaha yang akan mereka jalankan. 


          Usaha budidaya pendederan ikan Gurame mereka pilih dikarenakan permintaan akan ikan Gurame dinilai sangatlah besar dan harganya yang relatif tinggi dibandingkan dengan ikan air tawar lainnya serta merupakan salah satu sumber protein yang cukup tinggi. Dengan demikian pada usaha ini terdapat peluang usaha yang menjanjikan dalam jangka panjang. 


          Permintaan ikan Gurame tidak hanya berasal dari restoran dan hotel saja, bahkan untuk konsumsi rumah tangga pun permintaannya cukup banyak. Dalam memenuhi permintaan tersebut terkadang masih banyak yang belum terpenuhi dikarenakan jumlah produksi ikan Gurame setempat tidak memadai.


          Dalam melakukan usaha tersebut Pokdakan Kube memperhatikan hal-hal yang sangat penting dalam proses budidaya untuk meminimalisir kerugian dalam melakukan usaha tersebut. Hal-hal yang diperhatikan adalah lokasi, sumber air, kemiringan air dan kualitas air.

      Pelaksanaan kegiatan pendederan ikan Gurame dengan menggunakan dana bantuan PUMP-PB 2012 pada Pokdakan KUBE  meliputi persiapan kolam, pembelian peralatan budidaya, pupuk, obat-obatan, vitamin, pakan dan benih.



Pendederan adalah suatu kegiatan pemeliharaan benih gurame setelah periode larva sampai dihasilkan ukuran benih tertentu yang siap didederkan kembali atau siap ditebarkan dikolam pembesaran, pendederan juga merupakan tahapan yang tepat untuk menyeleksi benih-benih unggul, pembenihan ikan gurame dapat dilakukan secara berulang kali, jadi pendederan bernih gurame bisa dijadikan kegiatan yang dilakukan sebagai suatu bisnis tersendiri. Pendederan gurame dilakukan dari benih sebesar gabah atau biji oyong namun ada juga pendederan yang dimulai dari ukuran yang lebih besar yaitu ukuran kuku. Berikut ini ukuran yang dihasilkan dari setiap tahapan pendederan benih gurame yaitu : 1 – 2 cm (gabah/oyong), ukuran 2 – 4 cm (kuku), ukuran 4 – 6 cm (silet), ukuran 6 – 8 cm (wadah korek), sampai benih ukuran bungkus rokok 8 – 11 cm yang selanjutnya dilakukan pada tahap pembesaran. Kegiatan pendederan gurame hampir sama dengan kegiatan pembesaran gurame. kegiatan pendederan ikan gurame tersebut meliputi persiapan wadah/kolam, penebaran benih, pemberian pakan, pengolahan air, pengendalian hama dan penyakit dan pemanenan. 


Dalam melakukan usaha tersebut Pokdakan Kube mencatat semua data dan transaksi yang terjadi untuk dapat menganalisis hasil atau pendapatan dari hasil usaha yang dijalankan. Setelah data usaha pendederan ikan Gurame kelompok Kube ini diolah, hasilnya menunjukkan bahwa usaha ini mempunyai keuntungan berlipat. Hasil pengolahan data secara rinci dapat dilihat sebagai berikut :



NO
NAMA BARANG
SATUAN
JUMLAH BARANG
HARGA SATUAN (Rp)
HARGA TOTAL
 (Rp)

Biaya Investasi / Biaya Tetap / Fix Cost
1.
Sewa Lahan
1 Tahun
3.000.000,-
2.
Peralatan



6.850.000,-

a.  serokan
Buah
20
70.000
1.400.000,-

b.  ember
Buah
20
60.000
1.200.000,-

c.   pompa alcon + selang
Unit
1
3,850,000
3.850,000-

d.  timbangan
Unit
2
200,000
400,000,-
3.
Sewa Gubug
1 Tahun
500.000,-

JUMLAH FIX COST
10.350.000,-

Biaya Operasioanal / Variable Cost
1
Persiapan kolam



860.000,-
2
Benih nyilet
Ekor
16.500
1,300
43.240.000,-
3
Pakan buatan
Kg
2.400
4.795
11.500.000,-
4
Obat-obatan (garam 25kg/org)
Kg
250
5,000
1,250,000,-
5
Pupuk
Unit
10
65.000
650,000,-
6
Kapur
Unit
10
150,000
1,500,000,-
7
Vitamin
Unit
10
65,000
650,000,-

JUMLAH VARIABLE COST
59.650.000,-




Jumlah Biaya (TC) = (TFC+TVC)
70.000.000

Hasil/pendapatan


112.000.000

(Produksi  4 siklus pertahun)


   hasil = (7000 benih ngorek *1700)*4 kali + (7000 benih nyilet*2300)*4 kali

Hasil bersih (TR-TC)


42.000.000





a.
B/C Ratio [TR/TC]


2,67






Artinya B/C lebih dari 1 berarti layak untuk dijalankan, Setiap pengeluaran Rp. 1 akan menghasilkan Rp. 2,67





b.
BEP Harga [TC/Tot. Prod/thn]

1.250






Artinya titik impas harga terjadi pada RP. 1.250





c.
FRR [Hasil bersih/Investasi]

405.80






Artinya Kepercayaan terhadap usaha ini adalah 405.8 %





d.
PPC [Investasi/Hasil Bersih]

0.25






Artinya asumsi pengembalian kredit usaha ini adalah 0.25 tahun


Data : Laporan Kegiatan Pokdakan Kube tahun 2012

(Syati Saptaria)