Keindahan
pulau Bali tentunya tidak diragukan lagi, banyak sekali objek wisata yang
sangat menarik untuk dikunjungi terutama objek wisata pantainya. Bali adalah
salah satu tempat wisata yang setiap tahunnya sangat ramai dikunjungi oleh
turis baik dari domestik dan mancanegara. Pantai yang sering dikunjungi dii
Bali adalah Kuta, Dreamland dan tanah lot, tetapi bagi yang sering berwisata ke
kota Dewata mungkin akan merasa bosan mengunjungi objek wisata yang sama. Untuk mengatasi hal tersebut,
baru-baru ini Bali membuka pantai baru yang diberi nama Pantai Pendawa. Pantai
ini diresmikan pada tanggal 25 Desember 2013.
Pantai
Pendawa Terletak di desa Kutuh Kecamatan Kuta selatan, Kabupaten Badung. Lokasinya
tersembunyi dibalik deretan perbukitan batu yang di tata sedemikian rupa menambah indah panorama alam sekitar. Pantai
ini Berjarak kurang lebih 3 km dari kawasan Wisata Nusa dua dan Pura Uluwatu. Untuk
mempermudah akses kendaraan jalan dibuat dengan membelah bukit kapur sehingga
mirip bukit kapur yang ada di GWK. Mendekati pantai bukit kapur dilubangi dan
diukir dengan indah. Di tebing tersebut ditempatkan patung tokoh Pandawa Lima
dalam Kisah Mahabharata yang terdiri dari Yudhistira, Bima, Arjuna, Nakula, dan
Sadewa.
Saat
memasuk pantai, mata akan terbelalak dengan melihat keindahan pantai pasir
putih yang bersih dan air laut yang berwarna biru cerah selain itu udara yang
segar dan angin yang sepoi-sepoi menambah sensasi nyaman yang dirasakan. Suasana
pantai sangat sepi sehingga cocok sekali untuk berjemur, berenang dan melakukan
aktivitas pantai lainnya seperti bermain pasir karena pasirnya putih dan sangat
lembut sekali. Karena letaknya diarah timur tentunya sangat cocok sekali menikmati
sunrise di Pantai Pendawa ini.
Pesona
pantai Pendawa lainnya adalah aktivitas para petani rumput laut di sepanjang
pantai. Di Desa Kutuh memang terkenal dengan aktivitas para pembudidaya rumput
laut dalam membudidayakan rumput laut. Selain itu para Pembudidaya rumput laut
tersebut cukup mendapatkan keuntungan dari usaha yang mereka jalankan.
Berdasarkan
wawancara langsung dengan salah satu pembudidaya rumput laut di Desa Kutuh
yaitu Bapak Nyoman Yase yang merupakan ketua kelompok Segara Merta yang sudah
menjalankan usaha budidaya rumput laut selama 17 tahun. Kelompok ini sudah ada
sejak tahun 1987 dan penetapan kelompok Segara Merta pada tahun 1997. Dari
tahun 1997 pembudidaya rumput laut Desa Kutuh sudah mendapapatkan pembinaan
dari Dinas setempat, dan pembinaan tersebut membuahkan keberhasilan bagi
pembudidaya rumput laut di Desa Kutuh.
Keberhasilan
usaha budidaya rumput laut dapat terlihat dari kesejahteraan para pembudidaya
yaitu peningkatan yang mereka rasakan selama menjalankan usaha tersebut, bukan
hanya dapat memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari akan tetapi dapat memenuhi
kebutuhan sekolah anak-anaknya samapi tingkat perguruan tinggu, hal itu
diungkapkan oleh Bapak Nyoman Yase yang sudah menjalani usaha ini selama 17
tahun.
Di
Desa Kutuh terdapat empat kelompok pembudidaya rumput laut yaitu Kelompok Merta
Sari, Kelompok Segara Sari, Kelompok Arta Segara Jati dan kelompok Segara Merta.
Berdasarkan data yang diperoleh dari kelompok pembudidaya rumput laut diperoleh
hasil analisa usaha sebagai berikut :
Biaya Investasi Budidaya RL
No
|
Jenis Peralatan
|
Banyak
|
Harga Satuan (Rp.)
|
Jumlah (Rp.)
|
Umur Ekonomis (Tahun)
|
Penyusutan
|
1.
|
Tali polietilien 12 mm
|
400 kg
|
12.000
|
4.800.000
|
2
|
2.400.000
|
2
|
Pelampung utama (bola hitam)
|
26 buah
|
50.000
|
1.300.000
|
4
|
325.000
|
3
|
Pelampung botol aqua
|
1750 buah
|
200
|
350.000
|
2
|
175.000
|
4
|
Patok Besi
|
10 m x 10 m
|
50.000
|
5.000.000
|
4
|
1.250.000
|
5
|
Sampan
|
1 unit
|
500.000
|
500.000
|
4
|
125.000
|
6
|
Katinting
|
1 unit
|
2.000.000
|
2.000.000
|
5
|
400.000
|
7
|
Mesin
|
1 unit
|
3.000.000
|
3.000.000
|
4
|
750.000
|
8
|
Tarpal
|
1 rol
|
120.000
|
120.000
|
2
|
60.000
|
9
|
Waring
|
20 meter
|
10.000
|
200.000
|
2
|
100.000
|
10
|
Tempat jemuran
|
1 blok
|
125.000
|
125.000
|
4
|
31.250
|
Total
|
17.395.000
|
5.616.250
|
Komponen Biaya Dan Total Biaya Pembudidayaan Rumput Laut
No
|
Biaya Tetap
|
Jumlah (Rp)
|
1.
|
Biaya Penyusutan
|
5.616.250
|
2.
|
Biaya Perawatan
|
1.500.000
|
Total
|
7.116.250
|
Biaya Variabel
No.
|
Biaya Variabel
|
Jumlah (Rp)
|
1.
|
Bibit
|
500.000
|
2.
|
Karung
|
210.000
|
3.
|
Tali raffia
|
15.000
|
4.
|
BBM
|
1.170.000
|
5.
|
Upah Tenaga Kerja
|
2.400.00
|
Total
|
1.895.000
|
Produksi dan Pendapatan
Produksi :
Lama pemeliharaan 1,5 – 2 bulan
Berat kering 20.000 kg ( basah : kering = 8: 1 )
Harga jual = Rp 9.000,-/ kg x 20.000 kg = Rp 180.000.000,-
Analisa Laba atau Rugi
Laba atau rugi merupakan keuntungan atau kerugian yang
diperoleh dari suatu kegiatan usaha. Penghitungan laba atau rugi dapat
diketahui dengan cara hasil yang diperoleh dikurangi dengan total biaya yang
dikeluarkan. Dari hasil budidaya rumput laut ini diperoleh
LABA/RUGI = Penerimaan – ( total biaya
tetap + total biaya variabel )
= Rp 180.000.000 - ( Rp 7.116.250 + Rp 1.895.000 )
= Rp 180.000.000 - Rp 9.011.250
= Rp 170.988.750,-
Berarti dalam 1x panen pembudidaya mendapatkan
keuntungan sebesar Rp 170.988.750. Dalam 1tahun terdapat 4x panen jadi
total pendapatan bersih atau keuntungan yang diperoleh adalah Rp 170.988.750 x
4 = Rp 683.955.000,- untuk 20 orang.
Revenue Cost Ratio (R/C)
Revenue Cost Ratio (R/C) dapat dihitung dengan
menggunakan rumus hasil yang diperoleh dibagi dengan total biaya yang
dikeluarkan.
R/C = Pendapatan
/ ( Total biaya tetap + Total biaya variabel)
= Rp 180.000.000,-
/ ( Rp 7.116.250 + Rp 1.895.000)
= Rp 180.000.000 /
9.011.250
= 19.97
Keuntungan relatif usaha budidaya rumput laut ini
dalam satu tahun terhadap biaya yang dipakai dalam kegiatan tersebut adalah
19.97. Hal ini menunjukkan bahwa usaha budidaya rumput laut ini layak karena
R/C > 1.
PayBack Period (PP)
PP = Total
biaya investasi x 1 tahun / Keuntungan
= Rp 17.395.000 x 1 tahun /Rp 170.988.750
= 0,1 Tahun
Jadi, pembudidaya dapat mengembalikan biaya investasi
yang telah ditanam sekitar 1 bulan dalam sekali panen saja.
Break Even Point ( BEP )
Analisis Break Even point (BEP) merupakan
alat analisis untuk mengetahui batas nilai produksi suatu usaha mencapai titik
impas (tidak untung dan tidak rugi). Usaha dinyatakan layak apabila nilai BEP
produksi lebih besar dari jumlah unit yang sedang di produksi saat ini. Sementara
nilai BEP harus lebih rendah daripada harga yang berlaku saat ini. BEP dapat
dibedakan menjadi dua yaitu BEP harga dan BEP produksi. BEP produksi merupakan
total biaya dibagi dengan hasil penjualan, sedangkan BEP harga merupakan total
biaya dibagi dengan total produksi. BEP produksi dan BEP harga untuk
budidaya rumput laut adalah sebagai berikut :
Rincian perhitungan penerimaan usaha Budi daya Rumput
laut
Penerimaan
|
1x Produksi
|
1 tahun
|
Produksi (Kg)
|
20.000
|
80.000
|
Harga jual (Rp/Kg)
|
12.000
|
12.000
|
Jumlah (Rp)
|
240.000.000
|
960.0000.000
|
BEP Produksi
= Total biaya operasional / Harga
penjualan
= Rp 9.011.250 / 12.000
= 750.94 kg
Hal ini menunjukkan bahwa titik impas atau kondisi
dimana perusahaan tidak memperoleh keuntungan dan tidak memperoleh kerugian
akan dicapai pada saat hasil pemanenan mencapai 750.94 Kg.
BEP Harga = Total biaya operasional /
Total Produksi
= Rp 9.011.250 / 80.000
= Rp 112.64
Dari perhitungan di atas menunjukkan bahwa pembudidaya
akan memperoleh titik impas pada saat harga jual rumput laut sebesar Rp. 112.64/Kg.
Return On Investment (ROI)
ROI adalah nilai keuntungan yang diperoleh dari
sejumlah modal. Nilai dapat digunakan untuk mengetahui efisiensi penggunaan
modal. Ada beberapa factor yang mempengaruhi nilai ROI,
dua diantaranya yang penting yaitu kemampuan pengusaha untuk menghasilkan laba
dan kemampuan pengusaha mengembalikan modal atau cepat tidaknya perputaran
modal (penjualan/modal produksi). Dengan analisis ROI, perusahaan dapat
mengukur sampai seberapa besar kemampuannya dalam mengembalikan modal yang
ditanamkan.
ROI = Laba Usaha
Modal Produks
= Laba Usaha
/ (Total biaya investasi + total biaya operasional)
= Rp 170.988.750 / (Rp 17.395.000 +
Rp 9.011.250)
= Rp Rp 11.789.000 / Rp 26.406.250
= 0,45 %
Angka tersebut berarti bahwa dari Rp. 100,00 modal
yang diinvestasikan akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 45,00 dalam satu
kali panen.
Benefit Cost Ratio (B/C)
Merupakan alat analisis yang lebih ditekankan pada
criteria-kriteria investasi yang pengukurannya diarahkan pada usaha untuk
membandingkan, mengukur, serta menghitung tingkat keuntungan usaha perikanan.
Semakin kecil nilai rasio ini, semakin besar kemungkinan perusahaan menderita
kerugian.
B/C = Hasil Penjualan
Modal
Produksi
= Hasil Penjualan
/ (Total biaya investasi + total biaya operasional)
= Rp 180.000.000
/ (Rp 17.395.000+
Rp 9.011.250)
= Rp 180.000.000/
Rp 26.406.250
= 6.8
Nilai tersebut berarti dengan modal Rp. 26.406.250 diperoleh
hasil penjualan sebesar 6.8 kali jumlah modal. (Syati Saptaria)
No comments:
Post a Comment