Tuesday, August 13, 2013

PENDAMPINGAN AKSES PEMBIAYAAN PERBANKAN



 Indonesia mempunyai potensi perikanan yang sangat besar dan perlu untuk diberdayakan sehingga dapat meningkatkan perekonomian negara Indonesia. Dalam memanfaatkan potensi yang ada diperlukan pembangunan dan pengembangan usaha yang dapat menciptakan peningkatan ekonomi masyarakat Indonesia. Untuk melaksanakan pembangunan usaha disegala bidang tentunya bukan hanya konsep saja yang diperlukan, faktor yang paling penting dalam menjalankan hal tersebut adalah investasi yang cukup dalam memfasilitasi pembangunan usaha tersebut. Investasi yang diperlukan dalam pembangunan usaha berhubungan erat dengan pembiayaan yang pada saat lebih banyak diberikan oleh Perbankan.
 
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Direktorat Usaha memberikan perhatian penuh terhadap akses pembiayaan perbankan untuk dapat di manfaatkan masyarakat dalam memulai atau mengembangkan usahanya dibidang perikanan budidaya. Untuk mensosialisasikan manfaat dari pembiayaan Perbankan Direktorat Usaha, Subdit Investasi dan Permodalan melakukan kegiatan Pendampingan Akses Pembiayaan Perbankan dalam mendukung Industrialisasi Perikanan Budidaya di Provinsi Jawa Tengah pada tanggal 24 Juli 2013 di Semarang.

Kegiatan dimulai dengan sambutan dari Kadis Jawa Tengah yang mengemukakan Agar kesempatan bantuan demfarm dimanfaatkan oleh pembudidaya dan mitra untuk meningkatkan produksinya, sampai dengan saat ini Dinas KP Provinsi Jateng belum mampu memenuhi  target produksi yang telah ditetapkan oleh pusat.  Saat ini produksi baru mencapai  50% dari yang ditargetkan. Kadis Jawa Tengah mengutarakan pula bahwa dukungan peningkatan produksi dari BBPBAP Jepara sangat besar yaitu untuk mengaktifkan kembali tambak- tambak idle. Selain itu pabrik pakan, suplier dan masyarakat diharapkan dapat ikut mendukung program ini. 

Kadis Jawa Tengah pada sambutannya mengungkapkan pula bahwa Perbankan diharapkan dapat meningkatkan aksesibilitas penyaluran pembiayaan kepada pembudidaya, sehingga diharapkan pembudidaya dapat meningkatkan produksinya.Diharapkan juga dapat menyamakan persepsi antara pemerintah, perbankan dan pembudidaya.

Direktur Usaha Bapak Tri Hariyanto dalam sambutannya  mengemukakan bahwa 0,4 % produksi sudah tercapai pada Tahun 2013 dan mengharapkan supaya pertemuan ini bisa mendapatkan sinergitas antar stake holder, agar demfarm di Jateng bisa berhasil.

            Pada kegiatan tersebut dihadirkan tiga narasumber yang mempresentasikan teori dan data yang mendukung program akses pembiayaan Perbankan. Narasumber yang dihadirkan dalam kegiatan tersebut adalah Kadis Jawa Tengah, Direktur Prasarana dan Sarana Budidaya dan Kepala Divisi Bisnis Program dan Kemitraan, BRI.

           Narasumber pertama yaitu Kadis Jateng, Bapak Lalu Safriyadi  mempresentasikan  potensi perikanan didareah Jawa Tengah yang mempunyai tambak dengan Luas 44.239 ha dengan hasil produksi  sebesar 115.388 ton, dan sebanyak 60 % tambak kurang produktif atau belum terkelola dengan baik, sehingga perlu revitalisasi perikanan tambak. Untuk mendukung hal tersebut dana APBN diharapkan dapat mendukung tambak dan dana  APBD untuk budidaya lainnya Jateng selalu mendapatkan APBN yang besar,  tetapi capaian produksi selalu rendah (urutan 10 untuk skala nasional).  Usaha budidaya di Jateng masih skala tradisional, maka KKPE sangat dibutuhkan.

       Narasumber kedua yaitu Direktur Prasarana dan Sarana Budidaya mempresentasikan mengenai kegiatan Demfarm bertujuan untuk  menyediakan infrastruktur yang memadai dalam pelaksanaannya bertahap. Diawal program ini produksi di Provinsi Banten dan Provinsi Jabar memperoleh hasil yang  baik dan sangat pesat karena dibantu oleh perbankan (BRI), membangun pola kemitraan  dengan melibatkan perbankan dan menggunakan penerapan teknologi close system (klusterisasi), dalam rangka meminimalisir penyebaran penyakit.

         Disampaikan pula perlunya  akselerasi penyiapan demfarm meliputi lokasi, lahan, pokdakan,mitra di lapangan (kab/kota masing-masing) yang diperlukan untuk mencapai sasaran demfarm yaitu pemilihan lokasi yang baik untuk budidaya dari sekitar 80 ha lahan yang tersedia,  Mitra dapat menyediakan benih, pakan dan biaya operasional dengan baik dan kontinue.  

         Dalam melaksanakan program Demfarm diperlukan Rencana Aksi meliputi Sosialisasi kepada Provinsi yang mendapatkan alokasi dana Demfarma yaitu Jateng, Jatim, Lampung, NTB, Sulsel, Sumut (6 kabupaten). Hal tersebut untuk mengefisienkan waktu pelaksanakan kegiatan program Demfarma tersebut.

    Provinsi Jawa Tengah mempunyai  alokasi lahan seluas 180 ha dan baru ada lahan 157 ha yang telah dialokasikan sehngga diperlukan 23 ha lagi untuk pemenuhan alokasi program Demfarm tersebut.

     Narasumber ketiga yaitu Kepala Divisi Bisnis Program dan Kemitraan, BRI (Bapak. Teten) mengungkapkan bahwa pembiayaan di sektor hulu, pada dasarnya menarik.  Revitalisasi 2012-2013 lebih ke pengembangan produksi, karena 70 % produksi di eksport.  Program KKP plus mitra, petambak, perbankan, bisa dikembangkan dan diharapakan dapat  berkelanjutan dan menguntungkan.

     Dukungan dari pemerintah saat ini terbatas tetapi bisa berjalan dengan baik.  Bapak Teten menyampaikan bahwa BRI cabang pada tanggal 23 kemarin melakukan diskusi dengan BBPBAP Jepara. BBPBAP Jepara melakukan sosialisasi ke AO tentang budidaya udang tambak, sehingga AO bisa paham tentang perikanan dan lebih memahami mengenai bisnis di lapangan, dengan pemahaman tersebut dapat disimpulkan bahwa bisnis perikanan dapat memberikan manfaat dan keuntungan yang menjanjikan.

          Peranan mitra selain membantu dalam penjualan (trading),  juga berperan sebagai mitra on farm.  Mitra tersebut harus dapat dengan mudah diakses oleh BRI.

        Untuk Kegiatan Demfarm akses kredit menggunakan kredit usaha rakyat(KUR), karena KKP-E hanya menyediakan dana sebesar Rp. 50-100 juta saja, dan tersebut tidak cukup untuk operasional. Mitra bersama-sama pembudidaya menyiapkan aspek manajemen teknis, persiapan lahan, maksimal kredit yang bisa diakses rp.  500 juta. Dana tersebut dapat diberikan pihak BRI dengan catatan data lokasi yang sudah ditentukan, dan berapa kebutuhan indikatifnya, sehingga AO bisa cukup waktu melakukan penilaian, mudah-mudahanan semua lokasi dapat disetujui untuk pengucuran kredit. Tidak hanya kegiatan Demfarma saja yang dapat dipenuhi akses kreditnya, untuk kegiatan lainnya pun BRI siap untuk memberikan akses kredir t asalkan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.

       Dalam hal ini pihak BRI menyampaikan bahwa keunggulan pembiayaan yang diberikan Perbankan dalam usaha perikanan budidaya adalah jumlah pembiayaan dan suku bunga yang ringan.

         Sesi terakhir ditutup oleh tanya jawab dan diskusi, pada sesi tersebut sebagian besar mengungkapkan mengenai kebutuhan akses kredit untuk mempercepat pelaksanakan kegiatan budidaya ikan. Pada tahap diskusi masih terdapat beberapa pertanyaan mengenai persyaratan yang harus dipenuhi dalam memperoleh akses kredit Perbankan dikarenakan hal tersebut masih dirasakan sulit dilakukan oleh banyak masyarakat.

         Dalam masalah teknis sesi diskusi membicarakan mengenai Sarana produksi yang diperlukan dalam proses pembudidayaan ikan. Dijelaskan mengenai tata cara pengajuan Srana Produksi ke Direktorat Prasarana dan dijelaskan pula bahwa barang yang akan diberikan untuk mendukung kegiatan budidaya ikan memiliki spek barang yang bagus.

          Dengan diadakan kegiatan Pendampingan Akses Pembiayaan Perbankan diharapkan dapat terjalinnya kerjasama antara KKP dan Pihak Perbankan, sehingga akses dana perbankan untuk mendukung kegiatan budidaya ikan dapat dilakukan lebih baik dan tujuan KKP untuk meningkatkan produksi perikanan dapat tercapai. Dengan peningkatan produk perikanan dapat berdampak terhadap peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. (Syati Saptaria).

KEBAHAGIAAN SILATURAHMI....



Ketika bertemu kembali dengan mereka yang sudah lama tidak bertemu dan kita kenal baik sebelumnya ada rasa yang membahagiakan...karena kita dapat melihat kondisi dan keadaannya...kondisi dan keadaan yang baik dan sehat adalah harapan bersama...

Ketika bertemu dengan orang yang telah membantu kita dalam keadaan suka dan duka...sangat menyentuh hati...sangat mengingatkan kita kepada perjuangan bersama untuk saling membahagiakan dimasa lalu...dan melihat kondisi dan keadaan yang baik dan sehat adalah harapan yang sangat didambakan...

Ketika bertemu dengan orang yang lebih bijaksana lebih berpengalaman dan selalu memberi nasehat dan saudara kita yang lebih tua dari kita (kakak, om, tante, ua, nenek, kakek) adalah moment yang tidak akan terlupakan karena mereka adalah sumber inspirasi kita dalam menjalankan kehidupan...akan lebih mudah untuk memutuskan sesuatu dengan mempertimbangkan semua nasehat mereka...^_*

Ketika bertemu dengan orang dan saudara yang lebih muda dari kita (adik, keponakan) dengan rendah hati mereka menyapa kita dan meminta maaf terlebih dahulu kepada kita...memperlihatkan bahwa mereka telah mendapatkan pengaruh yang baik dari lingkungan sekitarnya...dengan mencerminkan kerendahan hati yang mereka miliki...tidak memperlihatkan sifat kekanakan dan ego walaupun usianya jauh lebih muda...



Yang ada hanya tawa dan keceriaan juga kebersamaan...pada saat Hari Raya Idul Fitri...

Minal Aidzin Wal Faidzin...Mohon Maaf Lahir dan Bathin....

Manfaat yang sangat luar biasa berguna setelah menjalankan ibadah puasa Ramadhan...^_*

Akan selalu merindukan bulan Ramadhan...^_*...